Translate

Minggu, 17 Februari 2013

ERA BARU REKONSTRUKSI SEJARAH DILENGKAPI DENGAN 9 KAJIAN FOTO.


Anti Tesis (Bagian dari Pelurusan Sejarah Dunia)
https://www.facebook.com/groups/menelanjangi.kebohongan.suharto/

REKONSTRUKSI SEJARAH BERDASARKAN KAJIAN FOTO DAN GAMBAR MENUNJUKAN SEJARAH MEMERLUKAN RECOVERY UNTUK DAPAT KEMBALI PADA SEJARAH YANG BENAR
Rekonstrusi sejarah berdasarkan kajian foto merupakan suatu konstruksi era baru yang koheren (adanya saling keterkaitan antara foto foto palaku yang membentuk unsur-unsur kesatuan yang bulat), dan hasilnyapun dapat menggambarakn Periodisasi atau pembabakan waktu yang terbaca secara terstruktur, dan dapat menjawab berbagai hal “Kenapa,” termasuk dalam hal pada wajah wajah para pelaku sejarah yang memiliki kemiripan wajah. 

Masa atau waktu dari wajah wajah para pelaku sejarah yang memiliki kemiripan wajah dengan jelas dapat terbagi atas beberapa babad, zaman, atau periode berdasarkan kriteria yang dapat tarbaca pada foto foto dan gambar, seperti ciri-ciri khas wajah pada wajah dan spasial pada tubuh untuk membedakan dan menempatkan pelaku pada periode tertentu, atau menempatkan pada priode yang semestinya.
Add caption


Di dalam historiografi dunia, antara lain terdapat babadkan berdasarkan sejarah suatu Negara, adanya pembagian zaman yang dimulai dari zaman nabi-nabi, zaman munculnya tokoh-tokoh panglima perang yang hebat, ulama, motis, dan lain lain lalu diikuti zaman kerajaan-kerajaan. Kesemuanya itu merupakan bentuk-bentuk periodisasi sebagai usaha menstrukturasi waktu.
Dalam historiografi yang dianut oleh Para Ahli Sejarah Dunia, periodisasi yang amat populer ialah yang disusun oleh Cellarius pada 1638-1707 (sebelum dan setelah perjanjian bungaya1660-1667), atau sebelum munculnya “Kelompok Rahasia/Illuminati pada tahun 1776. Pembabakan Sejarah dibagi atas tiga periode yaitu: (1) Zaman Kuno sebelum tahun500; (2) Abad Pertengahan yaitu tahun 500-1500; dan (3) Zaman Modern sejak tahun1500, atau sejak penaklukan Malacca tahun 1511.


Dalam sejarah politik, ada kebiasaan membuat periodisasi berdasarkan pemilihan caesuur (penetapan pemisahan) pada tahun peristiwa penting, antara lain akhir perang, awal revolusi, awal suatu periode pemerintahan, dan sebagainya. Misalnya Revolusi Prancis (1789) dianggap sebagai awal periode moderen, ditinggalkannya monarki absolut dan dimulainya periode liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme. 
Setiap unit sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial pada waktu dan ruang. Ruang lingkup temporal mempunyai batasan yaitu awal perkembangan gejala sejarah dan akhirnya, misalnya dalam biografi kelahiran dan kematian seorang tokoh. Ruang lingkup spasial juga memiliki batasan, misalnya dalam sejarah perang ialah seluruh wilayah yang dipakai sebagai medan perang. Untuk suatu negara, batasan spasialnya ialah wilayah kekuasaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, ilmu sejarah memerlukan bantuan geografi yang bertumpuh pada gambar “Peta”.
Konsep sistem banyak dipakai dalam ilmu sosial yang mempunyai perspektif sinkronis terhadap suatu gejala. Sementara di dalam sejarah, konsep sistem hanya dipakai sebagai alat analisis dan sintesis, terutama dalam menunjukkan saling keterhubungan antara unsur-unsur atau dimensi-dimensi yaitu bagaimana saling pengaruh-mempengaruhi antara faktor ekonomi, sosial, politik dan cultural, serta adat dan budaya.
Selama ini, Pelacakan bagaimana terjadinya atau jalannya perkembangan di masa lampau dilakukan dengan pendekatan diakronis denghan sumner utama kajian yaitu tulisan (yang memarginalkangambar dan foto), dan belum pernah ada seorang pengkaji sejarah pasca tahun 1900-an yang menggunakan foto dan gambar sebagai meteri utama dalam hal mengkaji sejarah.


Ketika melakukan kajian pada literature/tulisan, apabila objek studi sejarah ditujukan pada suatu masyarakat atau lembaga sosial, maka untuk melacak perkembangan historis strukturnya diperlukan pendekatan sinkronis dan diakronis. Contoh: Bagaimana struktur feodal masyarakat abad pertengahan di Eropa kemudian berubah menjadi masyarakat abad ke-19 dengan kelas menengah atau kaum borjuis yang mempunyai kedudukan penting?.... Disini dalam kaijan sejarah, struktural dengan pendekatan rangkap dapat melakukan analisis dan mengungkapkan perubahan sosialnya. 
Yang Sering terjadi yaitu Present-mindedness menjadi panduan untuk menyeleksi permasalahan di masa lampau. Melaksanakan pandangan masa kini sebagai alat pengukur tentang masa lampau, itu sebaiknya dihindari. Contoh: “Negara Majapahit dipandang sebagai negara nasional. Disini konsep negara nasional yang moderen diterapkan atas kerajaan kuno, tidak disadari bahwa struktur dan sistem politiknya sangat berbeda. Oleh karena itu, sejarawan perlu memiliki historical-mindedness, yakni kemampuan untuk menela’ah berbagiasumber tertulis yang musti internasional sehingga dapat menempatkan suatu gejala sejarah sesuai dengan suasana dan iklim kebudayaan masanya. Dengan demikian dapat dihindari kesalahan yang disebut anakronisma, yakni mencampurbaurkan zaman suatu gejala dengan zaman lain.
Dengan sistim kajian yang menggunakan foto dan gambar sebagai materi utama, tentu saja melahirkan anti tesis pada hasila kajian kajian sejarah yang ada sebelumnya, atau sejatah yang diketahui oleh publik saat ini. menggunakan foto dan gambar sebagai materi utama, maka kesalahan yang disebut anokronisme tentu dengan sendirinya dapat dihinfari semaksimal mungkin,namun memang cara ini sangat tidak mudah 


Dengan mempelajari berbagai literature yang didalamnya kita temuka gejala-gejala sejarah yang beraneka ragam, tetapi menunjukkan kemiripan, maka perlu diadakan kategorisasi, penggolongan atau tipologisasi, misalnya kota-kota pelabuhan, pemberontakan petani, kota-kota dan lain-lain. Sistim kajian yang menggunakan foto dan gambar ebagai meteri utama, dapat mamecahkan masalah bahwa “kenhapa” ada kemiripan fota dan gambar dalam kajian kajian sebelumnya. Hasilmya, ternyata kesemuanya itu merupakan hasil sejarah yang anakronis karena adanya suatu Recovery (revolusi sejarah) dimana sejarah Negara yang menaungi Serikat Dagang VOC dan Serikat Dagang EIC yang ternyata Sejarahnya menjadi sumber dari hampir seluruh kajian sejatah yang saat ini diketahui oleh public internasional.


Peranan ilmu sosial khusunya dalam hal ini semi social yaitu Ilmu Telematikka (kajian foto dan gambar) tidak digunakan dalam hal penyeleksian data tertulis dan fakta, Penditeksian hasil kajian sejarah dengan menyertakan IlmuTemematika dalam mengkaji sejarah, belum pernah dilakukan sejak Sejarah Peradaban Dunia mengalami Recovery. 
Kalau selama ini kedua jenis alat analitis itu dianggap memudahkan kita mengatur seluruh substansi penulisan naratif dengan segala unsur-unsurnya seperti fakta, subfakta, struktur dan proses, faktor-faktor, dan lain lain untuk mememukan lalu menyusun kebenaran sejarah masa lalu, ternyata terbukti tidak efektif lagi (terbantahkan). Segalah kerangka teoretis dan konseptual yang selama ini digunakan untuk menunjukan adanya butir-butir referensi untuk membentuk naratif, eksplanasi dan argumentasi, semua teori teori tesebut kini harus discovery dengan menyertakan Ilmu Telematika.


Kajian sejarah yang Multidimensionalitas yang menampilkan gambaran gejala sejarah yang tampilanya menjadi lebih bulat dan menyeluruh, dan tidak memuat unsur kesepihakan atau determinisme, karena tidak meyertakanIlmuTelematika sebagai alat diteksi, maka 100% semuanya perlu direviu ulang.
Implikasi Metodologis baru ini yaiutu Imparsial otentiknya jaul lebih akurat, bahwa pengungkapan dimensi-dimensi dengan menggunmakan pendekatan yang lebih kompleks yakni pendekatan pada multidimensi-internasional, hasil anti tesinya terbukti lebih otentik. Para Sejarawan dalam hal mereviu kajian mereka dengan menerapkan sitim kajian foto dan gambar ini, kendalanya adalah, disamping menguasai pelbagai alat analitis yang dipinjam dari ilmu social, maka era baru dalam hal mengkaji sejarah, paling penting selain menguasai berbagai sumbar sumber tertulis, juga harus mengumpulkan foto dan gambar sebanyak banyaknya, foto dan gambar yang sebelumnya menjadi bagian dari meteri yang menggambarkan sejarah.
Yang kita kenal dalam penulisan sejarah, bahwahasil kajian lazim dibedakan menjadi dua macam sejarah yaitu (1) Sejarah prosesual (sejarah deskriptif-naratif), ialah penulisan sejarah yang menggambarkan kejadian sebagai proses, yang dicakup dalam uraian naratif atau cerita untuk mengungkapkan bagaimana suatu peristiwa terjadi, lengkap dengan fakta-fakta tentang “apa”, “siapa”, “kapan”, dan “dimana”; (2) Sejarah struktural (sejarah deskriptif-analitis), ialah penulisan sejarah yang menerangkan kausalitasnya atau menjawab pertanyaan “mengapa,” namun tidak dapat menjawab berbagai hal ”kenapa”.
F. Braudel (seorang sejarawan) menyebut sejarah struktural dengan istilah “sejarah jangka panjang” (longue durěe) karena mencakup perubahan struktur masyarakat dan lingkungan yang terjadi secara lambat laun. Menurut F. Braudel, di antara sejarah prosesual dan sejarah struktural terdapat sejarah konjunktural (conjuncture) yang menggambarkan “gelombang” gerakan perkembangan sejarah, terutama di bidang sejarah ekonomi, antara lain dengan gerakan tingkat harga-harga, fluktuasi produksi, dan sebagainya. Penulisan sejarah konjunktur dan struktural bersifat analitis, mempergunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial beserta teorinya.
Menurut mazhab L. Von Ranke pada akhir abad ke-19 penulisan sejarah yang dianut oleh Kerajaan tidak lagi dilakukan secara konvensional. penulisan sejarah yang empiris positif dalam bentuk deskriptif-naratif, dan yang banyak diterapkan yaitu untuk penulisan sejarah yang deskriptif-analitis menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial atau multidimensional.

Reaksi terhadap aliran penulisan sejarah konvensional (Penulis Sejarah dalam lingkungan Istana) yang kemudian menggunakan mazhab “Annales”, merupakan cara untuk mengadapi Konspirasi Sejarah yang kontrovrsial yang dilancarkan sebelumnya oleh aliran the New History yang berwal dari gerakan rahasia(illuminati), yang didirikan pada tahun1776. Dalam perjalanan penuilsan sejarah pasca tahun1776, anti Revolusi SejarahMonarki (anti Illuminati) dilancarkan oleh kalangan istana pada akhir tahun1800-an dengan menggunakan mazhab “Annales” dari Marc Bloch yang dipimpin oleh Robinson Company, kelompok Robinson merupakan penentang aliran the New History,atau penentang gerakan Illuminati,” yang secara perlahan lahan dapat mendapatkan kembali kepercayaan public paling lambat padatahun1789. 


Pada akhirnya pada tahun 1900-an melahirkan Perang besar yang kemudian dikelompok dengan dua babadkan peperangan yaitu Perang Dunia I,danPerang Dunia II. Sejarah kemudian membalik sejarah penulisan sejarah, dimana Kelompok Robinson Company dari pihak atau sebagai Kelompok konvensional yang mewadahi Penulis Sejarah dalam lingkungan Istana, seakan akan sejalan, atau tidak berseberangan dengan kelompok yang berlaliran “the New History” dari GerakanRahasia/Illuminati yang tidak lain adalah Kaum/Kelompok Boujuis yang anti Birokrasi Monarki. 
Kelompok itu (Illiminati) sesungguhnya adalah Kaum Jew’s (Ilmuminati) yang melakukan adu domba dengan menunggangi Kaum Kristiani untuk melawan Kaum Islam. Dua kelompok tersebut itulah kemudian yang disejarkan sebagai kelompok yang saling,menhacurkan sejarah pada era tahun180a-an.
Bahkan sejak tahun1920. Illuminati sudah menyusup kedalam kelompok Islam dengan “Gerakan Hejaznya,” dan pasca tahun1945 mampu menghancurkan Hegemoni Kaum Islam di Dunia Internasional. Gerakan Hejaz merupakan nama lain Gerakan Berjaz yang di artikan Bourjuis. 
Buorjuis dalam arti Berjaz merupakan ending awal penyusupan Illuminati ke dalam Kubu Islam yang melahirkan adu domba dengan Jargon dan Kospirasinya bahwa Kaum Berjaz seakan akan semuanya adalah Kaum Jew’s, sehingga Pada Umumnya Cendikiawan Muslim/Islampun yang Berjaz pasca tahun1945 dikatagorikan sebagai Kaum Jew’s. Pada masa itulah awal dari “Fitna yang luar biasa, dan Kebohongan Besar bermula” yang melahirkan Perang Kemerdekaan di Indonesia dari tahun1945 sampai tahun1950, hal yang membuat PIAGAM JAKARTA termarginalkan, PERMESTA disejarakan sebagai Pemberontak, dan Indonesia sebagai “Negara Federsi Monarki Runtuh” pada tahun1961. 


Aliran mazhab “Annales” dari Marc Bloch yang dianut oleh Kelompok Robinson Company merupakan penulisan sejarah yang merupakan penulisan sejarah yang mengungkapkan dimensi-dimensi non politik, dan itulah mazhab “Annales” Penulisan yang beraliran Muslim pada masa lalu yang menganut penulisan sejarah yang harus memenuhi kaidah (1) struktur logis, dan (2) objektif. PenulisanSejarah yang beraliran Muslim pada masa lalu yaitu mengesampingkan sejauh mungkin unsur rakayasa (menghindari semaksimal mungkin adanya kebohongan) dalam hal penulisan Sejarah. 
Adapun anutan Modernisasi dari Sistim Feredasi Birokrasi Muslim dari Sistim Konvensional (sitim Birokrasi Militer dalam lingkungan istana) ke Sistim Birokrasi Moderen yaitu “Para Perwira Militer dikeluarkan secara Permanen dari Dinas Militer ketikka akan menduduki Jabatan Birokrasi”. Sistim Modernisasi Federasi Monarki ini kemudian menjadi bagian dari Rekayasa Sejarah buatan Orde Baru, bahwa Prinsip Militer yang dianut oleh Jenderal Soediman yaitu “Militer tidak dapat dicampur adukan dengan Politik”. 
Sejarah dengan penulisan yang menganut mazhab “Annales” dari Marc Bloch (Sejarah yang berstruktur logis dan objektif/tongeng) hampir semuanya dibakar habis di Indonesia pada masa masa orde baru, lalu diganti dengan sejarah yang tidak jauh berbeda narasinya yang dibuat oleh Para Panulis yang beraliran “the New History,” dan itulah sejarah yang umumnya dikenal oleh publik saat ini. 
Di Indonesia sampai saat ini, Adat dan Budaya penulisan sejarah tetap beraliran “the New History,” atau selalu berubah ubah dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan perkembangan zaman, atau tidak ubahnya seperti kejadian yang menimpah Kitab Injil yang dulu bernama Kitab Rabullah. Penulis Sejarah beraliran “the New History” sarat dengan kepentingan politik, kepentingan kekuasan. Kepentingan pribadi, kepentikngan ekonomi pribadi dan kelompok, dan kelompok ini merupakan “Gerakan Pemuda Soviet Soviet pada era 1920”. 


Hasil tulisan Sejarah para penulis yang beraliran the New History inilah yang banyak menunjukan kemiripan kemiripan antara sejarah satu Negara dengan Negara lainya, begitu pula dengan gambar, dan gambar Peta Petanya, karena memang sumbernya dari satu negara, hanya saja lokasi kejadianya yang dipindahkan dan diputar putar keberbagai Negara. Dan di Indonesia yang merupakan tempat asalnya, tentu saja juga seperti itu yaitu adanya kemiripan riwayat riwayat primodial antara satu daerah dengan daerah lainnya.
https://www.facebook.com/groups/membuka.tabir.sejarah.dunia/
https://www.facebook.com/groups/MengungkapPeradabanAwalDunia/
======================================================
ditulis oleh Admind:https://www.facebook.com/groups/1905.Goa.India.Celebes/
https://www.facebook.com/muhammad.yusuftonggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi Yang Ingin Memberi Komentar, sebaiknya meninggalkan Nama dan Alamat.
Trimakasih,-